Kenapa Orang Tua Menyekolahkan Anaknya di Pondok Pesantren Tahfidz Quran
Lovetahfidzyasaro – Mendidik anak adalah kesempatan sekali seumur hidup bagi orang tua dan jika orangtua tidak memiliki waktu untuk mendidik anak-anaknya, salah satu pilihannya adalah dengan menyekolahkannya ke pondok pesantren tahfidz Quran.
Di sana, anak-anak dibimbing dan diberi petunjuk saat mereka menyesuaikan diri untuk hidup mandiri. Di sana, anak-anak juga diajarkan ilmu agama. Inilah alasan mengapa Orang tua menjaga anak-anak mereka dengan menyekolahkannya di pondok:
1. Anak menaati sholat
Salah satu alasan orangtua menempatkan anak di pondok pesantren tahfidz Quran adalah untuk mendisiplinkan sholat mereka. Di pesantren, santri biasanya diwajibkan shalat berjamaah. Jadi mau tidak mau mereka diawasi oleh pengurus pesantren dan selalu berkelompok saat tidak ada alasan.
Di pesantren, bukan tanpa alasan, santri diharapkan untuk shalat berjamaah. Mereka memaksa siswanya untuk melakukan sholat berjamaaah untuk menjadikannya kebiasaan. Sulit pada awalnya, tetapi akan terbiasa seiring berjalannya waktu.
2. Alquran terjaga
Alasan selanjutnya dengan menyekolahkan anak di pondok pesantren tahfidz Quran adalah agar anak bisa mengaji Alquran secara teratur. Kita sering tudak tegas dalam mengajarkan anak-anak kita mengaji saat berada di rumah.
Namun, membaca Al-Qur’an adalah peraturan wajib di pesantren. Misalnya, sebelum sholat subuh, panitia kegiatan akan selalu berpatroli di ruangan untuk memastikan tidak ada santri yang tertinggal tanpa mengaji.
3. Disiplin, Tekun, dan Mandiri
Alasan selanjutnya adalah melatih anak sabar dan mandiri. Di pesantren anak-anak didisiplinkan dan dilatih untuk bangun subuh, mengaji, makan, belajar hingga sore hari. Di pondok, anak-anak semakin terbiasa dengan pembagian waktu aktivitas yang sama setiap hari.
Selain disiplin, anak-anak di pondok pesantren itu juga dilatih sabar. Misalnya, di pondok pesantren besar, orang harus mengantri ketika tiba waktu mandi, makan, atau mencuci pakaian.
4. Bertemu teman yang berbeda
Di pesantren, anak bertemu dengan orang yang berbeda. Dari yang baik, sampai yang usil. Serta dari berbagai daerah yang mempunyai latar belakang yang berbeda.
Dari situ, anak harus melatih refleksi diri, mengidentifikasi kesalahan yang pernah mereka lakukan, tindakan yang salah terhadap teman mereka, dan apa yang mereka lakukan sekarang. Di pesantren, anak terus menerus dilatih untuk mengendalikan emosi dan perilakunya agar dapat diterima oleh teman sebayanya.
5. Senantiasa mendapat doa dari kyai
Kita tidak tahu apa yang akan dilalui para santri ke depannya, tapi sang anak masuk pesantren sejak awal, lulus menjadi anak yang taat, dan pandai mempelajari agama secara serius.(ArG)